Tahun 1990
Kota semakin padat, lahan pemukiman semakin jarang, pemukiman penduduk bergerak kea rah pinggiran kota. Banyak perumahan di wilayah pinggiran di bangun. Generasi pada waktu itu memilih perumahan di pinggiran yangjauh dari pusat kota karena pertimbangan HARGA. Pemukiman di pinggiran relative lebihterjangkau.
Para pekerja yang tinggal di wilayah pinggiran tetapi tempat kerjanya di daerah pusat kota mau tidak mau membutuhkan lebih banyak waktu di perjalanan. Sesuatuyang wajar, karena lokasi yang jauh dari pusat pekerjaan, maka mereka membutuhkan waktu lebih lama di jalan. Belum lagi jika terjebak dengan kemacetan. Karena pertimbangan harga yang lebih murah maka mereka memilih membeli rumah yang jauh dari tempat mereka bekerja. Ada yang lupa di hitung oleh mereka, bahwa dengan jarak yang semakin jauh, maka semakin banyak biaya bahan baker di perlukan, semakin banyak waktu terbuang, kadang mereka harus berangkat pagi” sekali dan baru sampai ke rumah setelah matahari tenggelam cenderung sudah menuju malam. Anak anak praktis hamper 24 jam di asuh oleh pembantu.
Kota semakin padat, lahan pemukiman semakin jarang, pemukiman penduduk bergerak kea rah pinggiran kota. Banyak perumahan di wilayah pinggiran di bangun. Generasi pada waktu itu memilih perumahan di pinggiran yangjauh dari pusat kota karena pertimbangan HARGA. Pemukiman di pinggiran relative lebihterjangkau.
Para pekerja yang tinggal di wilayah pinggiran tetapi tempat kerjanya di daerah pusat kota mau tidak mau membutuhkan lebih banyak waktu di perjalanan. Sesuatuyang wajar, karena lokasi yang jauh dari pusat pekerjaan, maka mereka membutuhkan waktu lebih lama di jalan. Belum lagi jika terjebak dengan kemacetan. Karena pertimbangan harga yang lebih murah maka mereka memilih membeli rumah yang jauh dari tempat mereka bekerja. Ada yang lupa di hitung oleh mereka, bahwa dengan jarak yang semakin jauh, maka semakin banyak biaya bahan baker di perlukan, semakin banyak waktu terbuang, kadang mereka harus berangkat pagi” sekali dan baru sampai ke rumah setelah matahari tenggelam cenderung sudah menuju malam. Anak anak praktis hamper 24 jam di asuh oleh pembantu.
Tahun 2000
Generasi tahun ini enggan untuk menjalani rutinitas dengan banyak energi terbuang di jalan. Mereka cenderung untuk bisa tinggal di wilayah perkotaan. Biasanya orang yang menginginkan tinggal di pusat kota memiliki pertimbangan sebagai berikut :
1. Lingkunganyang lebih baik secara social, kesehatan, kultur maupun gaya hidup
2. Dekat dengan pusat aktifitas dan layanan umum
3. Waktu yang lebih singkat ke lokasi kerja dan pusat pusat aktivitas
4. Dengan menghemat waktu perjalanan maka otomatis waktu untuk sosialisasi, untuk keluarga, dan rekreasi menjadi bertambah
5. Hemat BBM
6. Mengurangi emisi karbon
7. Mengurangi kemacetan lalu lintas terutama pada jam jam sibuk
Menanggapi hal tersebut, banyak apartemen dan kondomonium di bangun, akan tetapi masalahnya, produk ini bukan buat golongan menengah. Produk ini ditujukan untuk golongan the have, bagaimana bisa membeli apartemen seharga 3 M bahkan jika dicicil selama 10 tahun saja tetep merupakan beban pengeluaran yang besar. Kalau bukan orang yang bener bener tajir nampaknya sulit untuk bisa memilikinya.
Golongan blue collar, lebih memilih tinggal di pinggiran, biar capek tapi irit, daripada tidak cape tapi boros ....
Lalu jika golongan blue collar menginginkan untuk mewujudkan keinginannya tersebut adakah peluang ??? Jawabnya adalah ADA, yakni dengan dikembangkannya konsep RUSUNAMI (Rumah Susun Sederhana Milik) yang oleh tenaga marketing pengembang sering di sebut dengan istilah APARTEMEN BERSUBSIDI ... nama yang memiliki magnet untuk menarik konsumen.
Berminat ............. ????
0 Response to "BACK TO CITY"
Posting Komentar